Kamis, 22 Januari 2015

Teori organisasi umum 1 contoh kasus

Contoh Kasus

-          Bank Seruni

Bank Seruni Indonsia adalah Bank besar diyogyakarta . Bank ini mempunyai 4 cabang yang tersebar di 4 kabupaten di DIY . Selama beberapa bulan manajemen telah dan sedang mempertimbangkan suatu perubahan prosedur – prosedur evaluasi latihan. . Suatu perubahan yang akan mempengaruhi baik departemen personali maupun para manajer cabang . Rencana tersebut telah didiskusikan dengan semua orang yang akan dikenal , dan sebagian dari mereka menentang perubahan itu . Penyelia latihan  , Atika Nurhadi , adalah salah seorang penentang yang paling keras
            Setelah diskusi dengan para pengelola bank lainnya wakil direktur bidang personalia , Ramona Dangdut , Memutuskan untuk mengimplementasikan perubahan . Dia membentuk dan menyeleksi para anggota satuan tugas khusus untuk mengimplementasikan perubahan dan memilih Atika sebagai kepala satuan kerja tersebut. Ketika Ramona meminta kesediaan Atika , Dia menerima jabatan itu , dan kemudian berkata “Bapak tahu bahwa saya menentang perubahan ini , Mengapa Bapak memilih saya sebagi pimpinan ?”
            Ramona menimpali “ Ya , saya mengetahui ketidaksetujuan saudara . Kami memilih saudari karena kami menganggap bahwa bila ada berbagai kekurangan dalam usulan perubahan , saudari akan menemukannya dan kami percaya saudari dapat membetulkannya “









-          Pertanyaan
  1. Mengapa seorang manajer seperti Ramona memilih pemimpin oposisi untuk mengimplementasikan perubahan ? Apakah saudara setuju dengan tindakan Ramona tersebut ? Mengapa ?

  1. Berapa besar derajat kesuksesan Ramona dalam pelaksanaan perubahan menurut perkiraan saudara ? Apa alas an saudara berpendapat demikian ?


-          Jawaban

  1. Karena seorang Ramona sebagai manager menganggap bahwa bila ada usulan perubahan maka  pemimpin oposisi itu akan menukan berbagai kekurangan dalam perubahan tersebut dan membetulkan perubahan tersebut juga dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun dan juga mampu menyelesaikan masalah  dan kebijakan – kebijakan .Setuju karena dapat mengetahui dan memberikan solusi yang baik bagi perubahan tersebut karena pihak oposisi mengetahui betul akan kekurangan-kekurangan tersebut juga  biasanya dia menolak karena adanya suatu masalah , jika dia dijadikan pemimpin oposisi dia bisa memecahkan masalah itu .


  1. Menurut pendapat saya , kesuksesan pelaksanaan perubahan yang akan terjadi sekitar 75%.  Karena berhubung sudah mengetahui masalah – masalah yang akan dia hadapi dia akan lebih siap untuk menghadapinya mungkin sisanya hanya bagaimana dia mengimplementasikan pemecahan masalah kedalam organisasi .

Rabu, 07 Januari 2015

Teori Organisasi Umum 1

1.     Pengertian Konflik

Pengertian  konflik  merupakan  suatu  perselisihan  yang  terjadi  antara dua  belah  pihak,  ketika  keduanya  menginginkan  suatu  kebutuhan yang  sama  dan  ketika  adanya  hambatan  dari  kedua  belah  pihak,  baik  secara  potensial  maupun  praktis.

2.     Jenis dan Sumber Konflik

A. Jenis Konflik
1. Konflik dalam diri individu, contohnya bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu. Hal ini sering disebabkan oleh perbedaan- perbedaan kepribadian.
3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, seperti seorang individu dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma- norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama. Karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok.
5. Konflik antar organisasi.

B. Sumber Konflik
1. Komunikasi: pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti atau informasi yang tidak lengkap.
2. Struktur: Pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan- kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok- kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.
3. Pribadi: ketidaksesuaian tujuan atau nilai- nilai social pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka dan perbedaan dalam nilai- nilai atau persepsi.


4. Kelangkaan sumber daya dan dana yang langka. Hal ini karena suatu individu atau organisasi yang memiliki sumber daya dan dana yang terbatas.
5. Saling ketergantungan pekerjaan.
6. Ketergantungan pekerjaan satu arah. Berbeda dengan sebelumnya, ketergantungan pekerjaan satu arah berarti bahwa keseimbangan kekuasaan telah bergeser, konflik pasti lebih tinggi karena unit yang dominan mempunyai dorongan yang sedikit saja untuk bekerja sama dengan unit yang berada di bawahnya.
7. Ketidakjelasan tanggung jawab atau yurisdiksi. Dalam hal tertentu, pada dasarnya orang memang tidak ingin bertanggung jawab, terlebih mengenai hal- hal yang berakibat tidak atau kurang menguntungkan. Apabila hal ini menyangkut beberapa pihak dan masing- masing tidak mau bertanggung jawab maka kejadian seperti ini dapat menimbulkan konflik.
8. Ketidakterbukaan terhadap satu sama lain.
9. Ketidaksalingpercaya antara satu orang dengan orang lain dalam organisasi.
10. Ketidakjelasan pola pengambilan keputusan, pola pendelegasian wewenang, mekanisme kerja dan pembagian tugas.
11. Kelompok pimpinan tidak responsitif terhadap kebutuhan dan aspirasi para bawahannya.
12. Adanya asumsi bahwa dalam organisasi terdapat berbagai kepentingan yang diperkirakan tidak dapat atau sulit diserasikan.

3.     Strategi Penyelesaian Konflik

A.   Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
B.   Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.


C.   Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
D.   Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
E.   Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.

4.     Motivasi

Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari diri sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar orang tersebut menjadi orang yang lebih baik dari yang sebelumnya. Motivasi juga diartikan sebagai sebuah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.

5.     Teori Motivasi

Ø Teori Hierarki Kebutuhan (Maslow)
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi amak pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya. Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
1.     Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.



2.     Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari
     ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
3.     Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima
oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.
4.     Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain.
5.     Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap sesuatu.

Ø Teori Keadilan (Robbins)
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat  kerja seseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif.
Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing karyawan (Robbins, 2007).

Ø Teori X dan Y (McGregor)
Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y (Robbins, 2007).
McGregor menyimpulkan bahwa  pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.

Ø Teori dua Faktor (Herzberg)
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007).



Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa ketidakpuasan kerja berasal dari  ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi :
1.    Upah
2.    Kondisi kerja
3.    Keamanan kerja
4.    Status
5.    Prosedur perusahaan
6.    Mutu penyeliaan
7.    Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan

Keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak ada kepuasan”, kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Faktor Intrinsik meliputi :
1.    Pencapaian prestasi
2.    Pengakuan
3.    Tanggung Jawab
4.    Kemajuan
5.    Pekerjaan itu sendiri
6.    Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas atau motivator.

Ø Teori Kebutuhan (McClelland)
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu:
a. Kebutuhan pencapaian (need for achievement) : Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.
b. Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.

c. Kebutuhan hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
Apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu . Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :

a.    Persepsi seseorang mengenai diri sendiri
b.    Harga diri
c.    Harapan pribadi
d.    Kebutuhaan
e.    Keinginan
f.    Kepuasan kerja
g.    Prestasi kerja yang dihasilkan.

Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :
a.    Jenis dan sifat pekerjaan
b.    Kelompok kerja dimana seseorang bergabung
c.    Organisasi tempat bekerja
d.    Situasi lingkungan pada umumnya
e.    Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

·        Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan adalah proses menentukan suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara bersama-sama atau secara universal diartikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternatif mencakup pembuatan pemilihan maupun pemecahan masalah. Keputusan terdiri dari :
     Keputusan Strategis, keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu organisasi.
     Keputusan Taktis, keputusan yang diambil oleh manajemen menengah.
     Keputusan Operasional, keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.




v Proses Pengambilan Keputusan menurut para Ahli
A. Menurut Herbert A Simon, proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu :
1. Kegiatan Intelejen
Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan untuk mengambil keputusan
2. Kegiatan Desain
Menyangkut pembuatan pengembangan dan pengaanalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
3. Kegiatan Pemilihan
Menyangkut pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari berbagai alternative yang tersedia.

B. Menurut Scoot dan Mitchell, proses pengambilan keputusan meliputi :
1.       Proses pencarian tujuan
2.       Formulasi tujuan
3.       Pemilihan alternative
4.       Mengevaluasi hasil

C. Menurut Elbing ada lima langkah dalam proses pegmbilan keputusan. Anatara lain :
1.       Indentifikasi masalah
2.       Pengumpulan dan analisis data yang relevan
3.       Pengembangan dan evaluasi berbagai kemungkinan alternative
4.       Pemilihan alternative terbaik
5.       Implementasi keputusan dan evaluasi hasil

v Teknik-teknik Penambilan Keputusan
a.     Teknik Kreatif
Brainstroming, berusaha menggali dan mendapat kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan idenya.
Synectics, didasarkan pada asumsi bahwa poses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan untuk meningkatkan keluaran yang kreatif




b.    Teknik Parsipatif
Individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
c.      Teknik Modern
Teknik Delphi
Teknik Kelompok Nominal

v Perbedaan Pengaruh, Kekuasaan, dan Wewenang

·        Pengaruh adalah hal dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi.

·        Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain, artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian. Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.

Secara umum ada dua bentuk kekuasaan:
1.     Kekuasaan pribadi, kekuasaan yang didapat dari para pengikut dan didasarkan
pada seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin.
2.     Kekuasaan posisi, kekuasaan yang didapat dari wewenang formal organisasi,
besarnya kekuasaan ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang
menduduki posisi tersebut.
Kekuasaan berkaitan erat dengan pengaruh (influence) yaitu tindakan atau contoh tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok.








·        Wewenang adalah hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai.

Ada dua pandangan yang menjelaskan wewenang formal (resmi):
1. Pandangan klasik (classical view)
Wewenang datang dari tingkat paling atas, kemudian secara bertahap diturunkan ke tingkat yang lebih bawah
2. Pandangan penerimaan (acceptance view)
Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah, bukannya pemberi perintah. Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah dipatuhi oleh penerima perintah. Penerima perintah akan menentukan apakah akan menerima perintah atau tidak.



















DAFTAR PUSTAKA

http://seputarpengertian.blogspot.com/2014/03/seputar-pengertian-konflik.html
http://walangkopo99.blogspot.com/2013/03/pengertian-motivasi.html
Materi perkuliahan mata kuliah Manajemen & Sistem Informasi Manajemen 1