Kamis, 31 Desember 2015

resensi buku bebas fakta nonfiksi tentang Dari Hatta sampai Hoegeng

DARI HATTA SAMPAI HOEGENG

Pendahuluan
Dadi Purnama Eksan lahir di Serang, banten, 3 Januari 1980. Menempuh Pendidikan dasar hingga perguruan tinggi di kota kelahiranya di banten. Sekarang menjalani keseharian sebagai penulis tema – tema tokoh dan politik. Selain itu ia mengerjakan konten dan produksi cetak media komunitas , seperti newsletter, jurnal dan majalah. Pengetahuanya tentang kehidupan pribadi tokoh – tokoh penting dalam sejarah Indonesia diketahuinya dari kebiasaanya membaca buku – buku biografi terkenal.

Identitas Buku

Judul                           :  Dari HATTA Sampai HOEGENG
Pengarang                   : Dadi Purnama Eksan
Penyunting                  : Adhe
Tata letak                    : Deeje
Desain sampul             :Wiras
Cetakan pertama, 2014
Tanggal terbit              : 01 Mei 2014
ISBN  978-602-17685-8-7
Penerbit                       : OCTOPUS Publishing House
Tempat penerbit          : jl.Cempaka No.112 Perumnas condong catur
                                      Depok sleman Yogyakarta
Ukuran                                    : 13,5 cm  x 20,5 cm
Jumlah halaman           : 153 halaman
Harga                          : Rp 50.000


Gambaran isi buku

Judul               : Dari HATTA Sampai HOEGENG
Bidang                        : Kisah Tokoh – Tokoh Paling Jujur dan Pantang Korupsi
Tema               : Kisah Tokoh – Tokoh Paling Jujur dan Pantang Korupsi di Indonesia
Isi Pokok         : Kisah nyata kehidupan tokoh – tokoh  penting di Indonesia yang selalu mengutamakan ke jujuran., kesederhanaan, dan kebenaran.
Kejujuran yang mereka perlihatkan sunggung membuat kita kagum. Di tengah terbukanya kesempatan, jika saja mereka mau, tidak sulit rasanya mereka memperkaya diri sendiri. Tapi hal itu tidak mereka lakukan begitu saja memanfaatkan kedudukan tertinggi atau jabatan tetinggi di Indonesia.
Keteladananan tokoh – tokoh itu juga tampak ketika mereka memilih hidup sederhana dari pada bermewah – mewahan. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang sampai akhir hayatnya tidak memiliki rumah. Bagi mereka, hidup yang mulia adalah mengabdi demi negeri bangsa Indonesia, bukan mengutamakan diri sendiri ataupun pribadi masing – masing. Hal itulah yang tampak pada keteladanan tokoh – tokoh tersebut, dari Mohammad Hatta hingga Jendral Hoegeng, dari haji Agus Salim hingga Buya Hamka.
Kisah – kisah yang terdapat pada buku ini kiranya dapat menjadi contoh bahwa hidup lurus, jujur, dan sederhana merupakan pilihan terbaik bagi siapa saja. Korupsi merupakan penyelewengan kekuasaan , maupun penyalahgunaan jabatan sangat tidak patut di contoh atau pun ditiru. Sudah seharusnya para tokoh – tokoh ini patut di tiru karena selama menjabat dan mempunyai kekuasaan di Indonesia dia belaku jujur dan tetep hidup sederhana hingga akhir jabatanya.
Dengan membaca kisah – kisah ini maka kita dapat melihat bahwa negeri ini tidak kekurangan teladan dari orang – orang yang memiliki intergritas tinggi dan mulia. Kita harus meniru cara hidup mereka secara bijaksana. Kita juga masih bisa percaya bahwa apabila semakin banyak orang jujur, maka selamat pula negeri ini dari kehancuran dan keterpurukan yang membuat bangsa Indonesia ini semakin maju dan berkembang karena tidak mementingakan diri sendiri melainkan mementingkan dan mengabdi untuk bangsa Indonesia.


Isi Buku
·         Tujuan buku ini sangat jelas sekali, untuk mengetahui perjalanan hidup para tohoh – tokoh terdahulu yang mempunyai jabatan tertinggi di Indonesia mempunyai perilaku kejujuran, kesederhanaan dan kebenaran yang mereka perlihatkan semasa menjabat di Indonesia hingga akhir hayatnya.
·         Pembaca sasaran dalam buku ini adalah seluruh masyarakat Indonesia berbagai kalangan, karena dengan membaca buku ini,  mereka bisa mengetahui bahwa di Indonesia masih banyak dulu pemimpin yang bersikap jujur dan sederhana di bandingkan semasa sekarang yang banyak  menjabat tertinggi d Indonesia yang melakukan korupsi dan tidak berperilaku jujur dan sederhana.
·         Tema buku ini sudah cukup menarik untuk berbagai kalangan dan umur masyrakat Indonesia, karena dengan buku ini kita dapat mengetahui bahwa pemimpin terdahulu banyak sekali yang bersikap jujur dan sederhana, tidak mementingkan diri sendiri
·         Untuk pembaca sasaran dari buku ini diharapkan dapat menjadi suatu sumber yang dapat di contoh sikap kepemimpinan yang jujur, kesederhanaan, dan kebenaran.
·         Data data pada buku ini sangat bagus, pada buku ini di sebutkan tokoh – tokoh siapa saja yang mungkin sebelumnya kita tidak mengetahuinya dia dulu menjabat sebagai apa. Di buku ini juga dijelaskan jalan cerita masing – masing tokoh tersebut.
·         Informasi pada buku ini cukup lengkap untuk mencapai tujuan penulis
·         Hal yang baru dari buku ini tidak ada melaikan melanjutkan dan menceritakan kembali tokoh – tokoh di masa lalu
·         Buku ini sangat bagus dan menarik bagi para pembaca selain itu juga mudah di pahami
·         Kelebihan dari buku ini yaitu  bahasa yang cukup mudah di pahami oleh orang awam yang ingin mengetahui sejarah para tokoh – tokoh di Indonesia. Penulis juga menjelaskan profil para tokoh - tokoh dan menceritakan perjalananan hidup para tokoh – tokoh tersebut.
·         Kekurangan dari buku ini yaitu terlalu singkatnya jalan cerita para tokoh yang di berikan oleh penulis. Sehingga pembaca yang tertarik ingin mengetahuinya sejarah para tokoh ini jadi kurang lengkap, tetapi bagi orang yang yang memang sudah mengerti dan sudah memang dibidangnya merasa mengerti dan mudah untuk memahaminya

Penyajian
·         Isi buku ini di sajikan secara sistematis dan logis

·         Tidak ada ketertakaitan antaran bab – bab yang lain

·         Penulisan paragraph pada buku ini menggunakan teknik deskripsi, narasi, eksposisi serta argumentasi, semuanya ada tergantung masalah apa saja yang di hadapi

·         Narasi yang di pergunakan memberikan informasi tentang setiap peristiwa secara kronologis dan lengkap , berikut saya kutip dari pembahasan di buku tersebut
“ Dalam surat wasiat Hatta tertanggal 10 februari 1975 ia menulis, saya tidak ingin di kubur di Makam Pahlawan ( kaibata ). Saya ingin di kubur  di tempat kuburan rakyat biasa yang nasibnya saya perjuangkan seumur hidup saya.
Bung Hatta wafat pada 14 maret 1980. Namun jiwa dan semangatnya tetap bersama rakyat Indonesia untuk menjadi teladan abadi bagi generasi yang akan datang.
·         Penggunaan eksposisi memberikan informasi yang rinci, jelas dan objektif, sudah cukup jelas yang di berikan oleh si penulis dengan menceritakan perjalanan hidupnya semuah tokoh – tokoh tersebut dari awal mula menjabat sampai akhir hayatnya

·         Argumentasi yang di pergunakan di dukung oleh data, fakta dan alasan yang menyakinkan, berikut saya berikan kutipan  argumentasi dari cerita tokoh tersebut
“ Setelah terpilih sebagai ketua MUI periode 1975 - 1980 dan 1980 – 1985, Hamka tetap memegang prinsip pengabdian tanpa pamrih. Sesuai dengan pandanganya, anggota MUI sebaiknya tidak “ makan gaji “. Hamka bersikap konsisten. Tidak sepersen pun gaji yang ia terima dari pengabdian selama itu.

·         Pada buku ini hanya berbentuk ilustrasi dengan mengambil sampel contoh dalam bentuk tulisan, tidak ada ilustrasi dalam bentuk visualisasi gambar, buku ini tdiak memberikan dokuentasi gambaran visualisasi apapun hanya tulisan. Yang ada di visualisasikan hanya gambar tokoh tersebut dan menurut saya itu hanya bersifat pelengkap saja, dokumentasi tersebut tidak menjelaskan konsep – konsep dalam bentuk tulisan yang telah di bahas.

·         Latar belakang penulis dalam sisi penyajian buku ini sangatlah mempunyai korelasi yang baik, penulis juga terbukti ia cukup memahami alur dan konsep buku ini walapun masih sedikit kurang lengkap alur cerita yang diberikan si penulis kepada para pembaca agar lebih mudah di pahami.

·         Buku ini dapat di bilang memotivasi, tetapi untuk menciptakan perasaan untuk termotivasi itu tergantung dari pribadi masing – masing pembaca. Jika dia mempunyai kemampuan sikap yang baik maka buku ini mempunyai nilai motivasi yang tinggi, tetapi bagi orang yang awam yang ingin memngetahui sejarah masalalu ya cukup di mengerti akan tetapi bagi seseorang yang sangat tertarik dengan tulisan ini akan merasa kurang  puas dengan buku ini karena tidak cukup lengkap.

·         Kepustakaan yang di pergunakan muktahir dan relevan

·         Tidak ada indeks dalam buku ini, tetapi ada glosarium dan ini sangat membantu saya dalam memahami bacaan, meskipun tidak lengkap, glosarium ini saya kira sudah cukup membantu

Bahasa

·         Buku ini sudah menggunakan kaidah kaidah bahasa yang baik dan benar begitu juga unsur unsur kalimatnya tetapi ada beberapa tanda baca yang memang keliru, disana terdapat koma sebelum kalimat “dan” juga masih banyak yang lain. Lalu masih ada pemborosan kata seperti kata berulang

·         Masing - masing paragraph memiliki gagasan pokok serta diberikan kalimat pendukung, jadi meskipun kita belum selesai membaca, atau merasa lelah membaca tulisan yang banyak, maka dengan kita tahu gagasan pokonya, kita sudah dapat mengambil maksud dari paragraph tersebut.

·         Pemilihan kata, panjang dan susunan kalimat sudah sesuai dengan kemampuan membaca sasaran. Tetapi akan sangat membosankan bagi awam atau para pembaca yang sangat ingin tau  tentang cerita tersebut, karena cara penulisanya dan alur ceritanya yang cukup singkat

Evaluasi

·         Tema buku ini menarik, melihat judul bukunya saja sudah menimbulkan rasa penasaran bagi pembaca, karena jarang sekali ada buku yang memang membahas sejarah tokoh – tokoh terdahulu yang mengajarkan kejujuran, kesederhanaan dan kebenaran.

·         Dengan adanya informasi yang menurut saya cukup lengkap dari buku ini, pembaca akan tertarik untuk menjadikan buku ini sebagai refrensi atau mengetahui lebih dalam tokoh – tokoh di masa lalu

·         Keunggulan

-          Isi buku ini menceritakan sangat detail dari jalan ceritanya, setiap para tokoh pasti ada gambaran profilnya dengan jelas selain itu juga menceritakan gimana perjalanan hidupnya semasa masih menjabat atau petinggi di Indonesia
-          Penyajian juga di sajikan dengan cukup detail dan konkrit, semua di bahas atau di sajikan dengan fakta – fakta yang ada cerita terdahulu
-          Untuk bahasa, yang di gunakan juga cukup bagus dan menarik
-          Bahasanya mudah di mengerti

·                     Kelemahan

-          Isi buku ini terlalu banyak data yang tidak membuat nyaman para pembaca, mood        dari pembaca berbeda beda, ada yang suka terhadap kelengkapan jalan cerita yang sedikit
-          Terlalu banyak tokoh yang menjadikan cerita jadi kurang begitu lengkap
-          Kurangnya gambar atau visualisasi, hanya kebanyakan tulisan

Kesimpulan

Pada buku ini terdapat  nilai – nilai moral yang bisa kita contoh dari para tokoh – tokoh yang dahulu mempunyai jabatan yang di bilang tinggi di Indonesia. sikap kejujuran di Indonesia sepertinya hampir punah di dalam kehidupan masyarakat sekarang. Lihat lah betapa banyaknya pejabat yang melakukan korupsi dan memakan uang rakyat. Tak ada lagi rasa malu ketika mereka merampok anggaran Negara demi memperkaya diri mereka sendiri dan kepentingan pribadi
Kejujuran para tokoh – tokoh yang di perlihatkan sungguh membuat kita kagum. Di tengah terbukanya kesempatan, jika saja mereka mau, tidak sulit rasanya mereka memperkaya diri sendiri tapi hal itu tidak mereka lakukan. Keteladanan tokoh – tokoh itu juga tampak ketika mereka memilih hidup sederhana dari pada bermewah – mewahan. Bahkan tidak sedkit dari mereka yang sampai akhir hayatnya tidak memiliki rumah atau pun kendaraan. Bagi mereka, hidup yang  mulia adalah mengabdi demi negeri tercinta Indonesia, bukan mengutamakan kepentingan diri sendiri. Hal itulah yang tampak pada keteladanan tokoh – tokoh yang dapat kita contoh.dari Mohammad Hatta hingga Jenderal Hoegeng, dari Haji Agus Salim hingga Buya Hamka.
Kisah yang terdapat pada buku ini bisa di kiranya menjadi contoh bahwa hidup lurus, jujur dan sederhana merupakan pilihan terbaik bagi siapa saja sebagai ibarat saja “ Jika anda berada di tengah hutan dan menemukan harta karun, apa yang ada lakukan? Mengambilnya karena tak seorang pun mengetahui, melaporkan kepada pihak berwenang atau membiarkan begitu saja?  Pilihan terbaik ketika anda memiliki banyak kesempatan untuk memperoleh keuntngan pribadi adalah bersikap jujur dan tidak korupsi. Dengan kata lain anda harus tetap mengutamakan integritas.
Korupsi, penyelewengan kekuasaan, maupun penyalahgunaan jabatan sangat tidak patut di tiru. Dengan membaca kisah – kisah ini maka kita dapat melihat bahwa negeri ini tidak kekurangan teladan dari orang – orang yang memiliki integritas tinggi dan mulia. Kita harus meniru cara hidup mereka secara bijaksana. Kita juga masih bisa percaya bahwa apabila semakin banyak orang jujur di negeri tercinta Indonesia ini, maka akan selamat pula negeri ini dari kehancuran.

Daftar Pustaka

Dadi,Purnama,Eksan,2015.dari Hatta sampai Hoegeng.Yogyakarta:OCTOPUS Publishing House

Tidak ada komentar:

Posting Komentar